Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Timur menawarkan lokasi minyak dan gas (migas) Blok Mandala di Dusun Karang, Desa Mandala, Kecamatan Rubaru, Kabupaten Sumenep, Madura kepada kontraktor kontrak kerja sama (KKKS).”Kami berharap Blok Mandala memberikan manfaat yang lebih baik bagi masyarakat khususnya yang berada di wilayah Blok Mandala,” kata Kepala Dinas ESDM Jatim Ir Dewi J Putriatni M Sc di Surabaya, Kamis (17/12).
Menurut dia, dengan ditawarkannya Blok Mandala sebagai wilayah kerja pertambangan migas baru kepada KKKS dapat memenuhi kebutuhan migas, khususnya untuk wilayah Jatim.
Ia mengemukakan, ada 31 titik lokasi migas yang ditetapkan sebagai wilayah kerja pertambangan, sebanyak delapan di antaranya berstatus eksploitasi, dan 23 lainnya eksplorasi.
“Sampai saat ini produksi minyak di Jatim mencapai 52.068 barel per hari dan gas mencapai 748.815 ‘metric standard cubil feed’,” kata mantan Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Jatim itu.
Secara nasional potensi migas di Jatim menempati peringkat ketiga setelah Kalimantan Timur dan Riau. Hal itu menunjukkan Jatim memiliki kekayaan sumber daya migas yang sangat besar sehingga perlu segera dimanfaatkan untuk kepentingan negara.
“Ini masih tahap awal, karena kami masih menawarkan kepada semua pihak yang ingin mencoba usaha di bidang migas. Setelah beberapa tahap selesai akan dilanjutkan dengan uji seismik untuk mengetahui kandungan gas bumi yang ada di wilayah tersebut,” katanya.
Siklus eksplorasi migas dimulai dengan mengidentifikasikan keberadaannya, kemudian dilakukan akuisisi seismik dan pengeboran untuk membuktikan ada atau tidaknya cadangan migas di bawah permukaan bumi.
Untuk mencapai proses produksi membutuhkan waktu lama dan kompleks dengan melalui tahapan yang sangat kritis. “Kalau masyarakat sekitar tidak setuju, maka proses produksi akan sulit tercapai,” katanya. Selain itu, lanjut Dewi, pada tahap eksplorasi membutuhkan biaya investasi yang cukup tinggi.
Untuk diketahui siklus eksplorasi minyak bumi dan gas dimulai dengan mengidetifikasikan keberadaannya, kemudian dilakukan akuisisi seismik dan pengeboran untuk membuktikan ada tidaknya cadangan minyak dan gas di bawah permukaan bumi. Selanjutnya dilakukan tahapan-tahapan pengembangan sampai akhirnya cadangan minyak dan gas tersebut bisa diproduksi.
Untuk mencapai proses produksi membutuhkan waktu lama dan kompleks, dimana setiap tahapan sangat kritis dan penting. Setiap tahapan saling terkait, jika ada salah satu yang tidak berjalan misalnya masyarakat tidak setuju, maka proses produksi akan sulit tercapai.
Yang paling kritis adalah tahapan eksplorasi dimana biaya investasi beresiko tinggi bila tidak ada minyak atau gas yang ditemukan. Jika seismik berhasil menemukan cadangan minyak bumi dan gas, maka investor dapat masuk.
http://www.indomigas.com/emas-hitam-di-sumenep/
0 komentar:
Posting Komentar